Berapakah Keuntungan Usaha Fried Chicken?

Di dunia  bisnis kuliner yang terus berkembang, Fried Chicken tetap menjadi primadona yang tak pernah pudar. Rasanya yang gurih, renyah di luar, dan lembut di dalam membuatnya menjadi hidangan favorit yang tak pernah kehilangan penggemar. Namun, selain kelezatannya yang memikat lidah, bisnis Fried Chicken juga menarik perhatian para pengusaha dengan potensi keuntungan yang tinggi. Bisnis ini telah membuka pintu kesuksesan bagi banyak orang di seluruh dunia. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: berapakah sebenarnya keuntungan yang bisa dihasilkan dari bisnis Fried Chicken? Yuk kita bahas bersama-sama dalam artikel ini, menggali rahasia di balik kisah sukses dan potensi profit yang tersembunyi dalam dunia bisnis Fried Chicken.

Biaya Operasional Usaha Fried Chicken

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya sewa, biaya listrik, dan biaya promosi. Biaya operasional usaha fried chicken dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah-ubah, meskipun volume penjualan berubah. Biaya tetap usaha fried chicken meliputi:

  • Biaya sewa tempat
  • Biaya listrik
  • Biaya air
  • Biaya telepon
  • Biaya internet
  • Biaya penyusutan peralatan
  • Biaya asuransi

Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah, meskipun volume penjualan berubah. Biaya variabel usaha fried chicken meliputi:

  • Biaya bahan baku
  • Biaya tenaga kerja
  • Biaya kemasan
  • Biaya promosi

Contoh BOP Usaha Fried Chicken Gerobakan

Berikut adalah contoh biaya operasional usaha fried chicken gerobakan dengan kapasitas produksi 50 potong ayam per hari:

Biaya Tetap

  • Biaya sewa tempat = Rp1 juta per bulan
  • Biaya listrik = Rp500.000 per bulan
  • Biaya air = Rp250.000 per bulan
  • Biaya telepon = Rp100.000 per bulan
  • Biaya internet = Rp100.000 per bulan

Total Biaya Tetap = Rp2,35 juta per tahun

Biaya Variabel

  • Biaya bahan baku = Rp15.000 per potong ayam
  • Biaya tenaga kerja = Rp25.000 per hari
  • Biaya kemasan = Rp1.000 per potong ayam
  • Biaya promosi = Rp500.000 per bulan

Total Biaya Variabel = Rp2,75 juta per tahun

Total BOP = Rp5,1 juta per tahun

Berdasarkan contoh di atas, total biaya operasional usaha fried chicken gerobakan dengan kapasitas produksi 50 potong ayam per hari adalah Rp5,1 juta per tahun. Biaya tetap menyumbang sekitar 46% dari total biaya operasional, sedangkan biaya variabel menyumbang sekitar 54%.

Pendapatan dari Penjualan Fried Chicken 

Pendapatan dari penjualan fried chicken dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah unit yang terjual dengan harga jual per unit. Jumlah unit yang terjual dapat diprediksi dengan menggunakan data penjualan sebelumnya. Harga jual per unit dapat ditentukan berdasarkan harga bahan baku, biaya produksi, dan persaingan pasar.

Berdasarkan hasil survei, rata-rata pendapatan dari penjualan fried chicken adalah Rp2 juta per hari. Artinya, jika sebuah usaha fried chicken menjual 100 potong ayam goreng per hari dengan harga Rp20.000 per potong, maka pendapatannya adalah Rp2 juta per hari.

Namun, pendapatan dari penjualan fried chicken dapat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor, seperti lokasi usaha, kualitas produk, dan strategi pemasaran. Usaha fried chicken yang berada di lokasi yang strategis dan memiliki produk yang berkualitas biasanya akan memiliki pendapatan yang lebih tinggi. Selain itu, usaha fried chicken yang menerapkan strategi pemasaran yang efektif juga akan dapat meningkatkan pendapatannya.

Mengelola Keuntungan dan Pengeluaran 

Keuntungan dan pengeluaran adalah dua hal yang penting untuk dikelola dalam sebuah usaha. Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dan pengeluaran. Pengeluaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha.

Mengelola keuntungan dan pengeluaran dengan baik dapat membantu usaha untuk berkembang dan mencapai tujuannya. Keuntungan yang dikelola dengan baik dapat digunakan untuk mengembangkan usaha, seperti membeli peralatan baru, membuka cabang baru, atau berinvestasi. Pengeluaran yang dikelola dengan baik dapat membantu usaha untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi.

Berikut adalah beberapa tips untuk mengelola keuntungan dan pengeluaran:

  • Catat semua pemasukan dan pengeluaran

Langkah pertama untuk mengelola keuntungan dan pengeluaran adalah dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan atau aplikasi keuangan. Dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran, usaha dapat mengetahui berapa keuntungan yang diperoleh dan berapa pengeluaran yang dikeluarkan.

  • Lakukan analisis terhadap pemasukan dan pengeluaran

Setelah semua pemasukan dan pengeluaran tercatat, usaha perlu melakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan grafik atau tabel. Dengan melakukan analisis, usaha dapat mengetahui pola pemasukan dan pengeluaran. Hal ini dapat membantu usaha untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan keuangan.

  • Buat anggaran

Anggaran adalah rencana keuangan yang dibuat untuk periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran dapat membantu usaha untuk mengendalikan pengeluaran. Dengan membuat anggaran, usaha dapat menetapkan target pemasukan dan pengeluaran.

  • Tinjau anggaran secara berkala

Anggaran perlu ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa anggaran tersebut masih sesuai dengan kondisi usaha. Jika terjadi perubahan kondisi usaha, maka anggaran perlu disesuaikan.

  • Lakukan evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai kinerja keuangan usaha. Evaluasi dapat dilakukan dengan membandingkan target dengan realisasi. Dengan melakukan evaluasi, usaha dapat mengetahui apakah pengelolaan keuangan sudah berjalan dengan baik atau belum.

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, usaha dapat mengelola keuntungan dan pengeluaran dengan baik dan mencapai kesuksesan.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts